SENTUHAN MIDAS
Itu adalah angin malam yang sama dengan apa yang membalut tubuh telanjangnya beberapa bulan silam. Bergelung bersama tubuh pejantan yang basah bermandikan birahi. Angin masih tidak mengubah wajahnya saat menyaksikan tangisan memilukan dari tubuh telanjang lainnya, pejantan dengan belulang jauh lebih kecil. Lebih tak berdaya. Menggigil dalam dekapan wanita berhati mati. Wanita itu tak memiliki nama. Atau ia memilih untuk melupakan dari bukit mana ia mendaki pertama kali. Yang ia tahu hanyalah kehidupan tidak memberinya banyak pilihan. Ada dosa yang tertinggal dan kini melekat di tubuhnya, bahkan mungkin orangtuanya tidak membasuh tubuh kecil itu secara benar. Sehingga birahi itu berpadu dalam usia sangat dini. Di saat anak-anak perempuan seusianya sedang memikirkan baju yang tepat untuk boneka mereka, ia disibukkan oleh rasa penasaran akan bentuk kelamin pria. Lalu ia akan berubah menjadi bola berpijar yang memantul liar mengendus kejantanan. Dan bola itu kemudian peca